gradient

By ksatriacahaya

November 25, 2008

Category: Uncategorized

4 Comments »

RUANG KELAS SMA.

SIANG HARI. KURSI KURSI. MEJA GURU. PAPAN TULIS. KAPUR TULIS. SAPU. TONG SAMPAH. PINTU. JENDELA JENDELA.

SEBUAH PERCAKAPAN.

Murid 1

Rasulullah pernah menggambar garis.

(sambil menggaris lurus di papan tulis dengan kapur)

Dan beliau berkata, Islam adalah garis lurus ini.

Murid 2

Hmm…ya (sambil mengangguk)

Murid 1

Ujung dari jalan ini adalah syurga. Rahmat Allah.

Tujuan hidup kita adalah ujung dari garis itu.

Jadi untuk bisa sampai di ujung garis itu, kita harus melewati garis lurus ini. Sampai disini ngerti?

Murid 2

Iya ngerti. Aku nanya, kalau kita tidak melewati garis itu, kita bisa sampai ke ujung garis itu nggak?

Murid 1

Nah, itu baru mau aku jelaskan.

Rasulullah kemudian berkata, kalau sedikit saja melenceng, maka akan sedikit keluar pula dari garis lurus itu. (sambil menggambar garis pendek yang sedikit melenceng dari garis lurus itu). Kalau kemudian menyadari telah melenceng dan kembali lagi melewati garis yang lurus ini, ujungnya masih tetap sama.

Murid 2

Hmm…

Murid 1

Tapi kadang, tidak menyadari kalau sudah melenceng. Perbedaan gradient kemiringan walaupun cuma beberapa derajad, ketika diperpanjang, ujungnya jadi berbeda. Tidak sama dengan garis yang lurus tadi.

Murid 2

Jadi ujungnya beda ya?

Murid 1

Iya. Padahal garis lurus tadi panjangnya seumuran hidup kita. Ketika sudah sampai ujungnya, tidak bisa diulangi lagi. Karena sudah berakhir pula hidup kita.

Murid 2

Wow.

Murid 1

Melenceng itu kadang sesuatu yang terlihat kadang pula tidak terlihat. Kadang sesuatu itu tampak benar dan tidak salah karena hampir semua orang sepakat bahwa seperti itulah yang benar, padahal justru hal itulah yang kadang membuat gradient kemiringan semakin membesar tanpa kita sadari.

Murid 2

Serem banget.

Murid 1

Iya. Maka, jangan pernah menoleransi dosa dosa kecil. Karena toleransi itu adalah perbedaan gradient kemiringan. Semakin lama toleransinya makin besar, semakin besar pula kemiringannya. Dan tanpa terasa sudah menjadi dosa besar. Akumulasi. Gigitlah imanmu erat-erat. Jangan pedulikan kata-kata yang menghambat perjalananmu. Perketatlah diri kita, sedangkan orang lain adalah santai.

Thanks untuk seorang teman SMA, yang menjadi pesona rahasia dari naskah ini.

Aku akan selalu mendoakanmu.

4 Responses to “gradient”

  1. asww

    materi dasar yang perlu sering-sering di renungi dihayati.

    nuhun mbak

  2. assalamualaikum…

    keren……
    simple tapi dlem n pas,
    slam kenal y mbak…

    btw, bole dcopy k blog sy g mbak? 😉 biar dbaca tmen2… (dg kterangan sp penulisnya pastinya)

  3. akan lebih baik bila kata Rasulullah diganti Guru biar sinkron dengan Murid, kemudian ditambah dengan kutipan hadist Rasulullah tentang bagaimana persisnya ucapan Rasulullah menurut perawi hadist.

    salut & salam
    allaboutpda.wordpress

  4. Cool…
    Maknanya dalam dan simple.
    Makasih buat sharingnya ya mbak 😀
    InsyaAllah bermanfaat…

Tinggalkan komentar